Rabu, 05 September 2012

Hubungan Paru-paru Basah karena Kipas
Diposkan oleh novi andi pneumonia, riset
Hampir di setiap kamar tidur tersedia penyejuk udara atau kipas angin agar udara lebih nyaman dan segar, Namun, benarkah tidur memakai kipas ataupun AC bisa membuat anak menderita paru-paru basah?

Menurut penjelasan dr I Gusti Ayu Nyoman Partiwi, SpA, sebenarnya tidak ada istilah medis untuk penyakit paru-paru basah. "Ini sebenarnya adalah penyakit pneumonia atau radang paru-paru. Namun, penyebabnya juga bukan karena tidur dengan kipas atau AC," papar dokter yang akrab disapa dr Tiwi ini.

Pneumonia merupakan penyakit radang paru-paru dan bisa menyerang siapa saja, dari bayi sampai usia lanjut. Bila pertahanan tubuh sedang rendah, bakteri penyebab pneumonia bisa memperbanyak diri dan menyebabkan penyakit.

Seperti halnya Antara Bayi Anda dan Tontonan TV Gejala utama pneumonia adalah batuk disertai napas cepat dan sesak napas. Anak dengan kondisi tersebut perlu segera dibawa ke dokter.

Untuk mencegah pneumonia, daya tahan tubuh anak perlu dikuatkan. Bila kondisi tubuh anak terpelihara dengan asupan gizi yang seimbang dan lingkungan bersih, anak akan terhindar dari penyakit ini.

"Boleh saja tidur dengan kipas angin atau AC, tapi sebaiknya jangan langsung diarahkan ke badan anak," saran dr Tiwi. Balita juga perlu mengganti pakaian secara berkala, terutama jika basah oleh keringat dan tidur di ruangan yang dingin.
• Tips Pencegahan.
Penanggulangan penyakit Pnemonia menjadi fokus kegiatan program P2ISPA (Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut). Program ini mengupayakan agar istilah pneumonia lebih dikenal masyarakat, sehingga memudahkan kegiatan penyuluhan dan penyebaran informasi tentang penanggulangannya. ProgramP2ISPA mengklasifikasikan penderita kedalam 2 kelompok usia. Yaitu, usia dibawah 2 bulan (Pnemonia Berat dan Bukan Pnemonia) dan usia 2 bulan sampai kurang dari 5 tahun.

Klasifikasi Bukan-pnemonia mencakup kelompok balita penderita batuk yang tidak menunjukkan gejala peningkatan frekuensi nafas dan tidak menunjukkan adanya penarikan dinding dada bagian bawah ke dalam. Penyakit ISPA diluar pneumonia ini antara lain batuk-pilek biasa, pharyngitis, tonsilitis dan otitis. Ungkapan klasik bahwa “mencegah lebih baik daripada mengobati” benar-benar relevan dengan penyakit pneumonia ini. Mengingat pengobatannya yang semakin sulit, terutama terkait dengan meningkatkan resistensi bakteri pneumokokus, maka tindakan pencegahan sangatlah dianjurkan.

Pencegahan penyakit IPD, termasuk pneumonia, dapat dilakukan dengan cara vaksinasi pneumokokus atau sering juga disebut sebagai vaksin IPD. Menurut Atilla yang juga bertugas di klinik khusus tumbuh kembang anak RSAB Harapan kita, peluang mencegah Pneumonia dengan vaksin IPD adalah sekitar 80-90%.

Adapun mengenai waktu ideal pemberian vaksin IPD, menurut penjelasan Atilla adalah sebanyak 4 kali, yakni pada saat bayi berusia 2 bulan, 4 bulan, 6 bulan dan diulang lagi pada usia 12 bulan. Atilla menguatkan bahwa vaksin itu aman dan dapat diberikan bersamaan dengan vaksin lain seperti Hib, MMR maupun Hepatitis B.


Read more seha-mu.blogspot.com: Hubungan Paru-paru Basah karena Kipas | sehat-mu http://sehat-mu.blogspot.com/2010/05/hubungan-paru-paru-basah-karena-kipas.html#ixzz25ZiOWMzF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar